Rabu, 29 Oktober 2014

Budaya Saling Menghargai



Budaya Saling Menghargai Antar Sesama


     Seperti yang sudah kita pelajari, masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada banyak suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, dan kesenian di Indonesia.  Budaya menghargai menjadi sikap langka dan mahal untuk dilakukan di negeri ini. Lemahnya budaya menghargai tidak terlepas dari miskinnya pendidikan karakter yang tertanam pada masyarakat kita. Terutama karakter yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya semenjak dini. “Tidak menghargai” sudah menjadi budaya ketidaksadaran kita, budaya yang muncul karena perbedaan kasta, suku, bangsa dan agama. Krisis menghargai terjadi karena kita dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat dan jabatan kita sehingga menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi atau pendidikannya di bawah kita. Yang tua tidak menghargai pendapat yang muda, sehingga dipandang sebelah mata, begitupula yang mempunyai gelar serjana menganggap rendah yang tidak bergelar dan yang bergelar pun ingin dihargai karena gelarnya yang di anggap sakral dan keramat.

Tahukah Anda bahwa orang lain akan lebih menghargai orang yang menghargai mereka? Nah, sebelum kita menuntut orang lain menghargai kita, kita perlu terlebih dahulu menghargai mereka. Kuncinya hanya satu: buat orang lain merasa penting dan berharga. Lalu bagaimana cara agar kita dapat menghargai orang lain? Caranya adalah sebagai berikut :

1.       Kenali Orang-orang Sekitar
Tiap hari kita berinteraksi dengan orang lain. Orang-orang yang paling sering berhubungan dengan kita adalah mereka yang berada di sekitar kita: keluarga, dan tetangga. Nah, kenali orang-orang di sekitar kita. Perhatikan bahwa kita memiliki persamaan dan perbedaan dengan mereka. Dengan demikian akan lebih mudah bagi kita untuk bekerja sama dengan mereka dan menghargai mereka.
2.       Fokus pada Kelebihan
Seringkali kita lebih fokus pada kesalahan dan kekurangan orang lain. Hal ini menyebabkan kita sulit sekali menghargai mereka. Sebaliknya, karena kita selalu memperhatikan kekurangan orang lain, orang lain pun menjadi enggan berinteraksi dan bekerja sama dengan kita karena mereka merasa enggan jika selalu merasa “dipermalukan”. Yang perlu kita ubah adalah fokus kita: coba fokuskan perhatian kita terlebih dulu pada kelebihan orang lain, kita akan mendapatkan hasil yang luar biasa.
3.       Bangun Hubungan Saling Percaya
Ternyata hukum timbal balik memang berlaku dalam hidup ini. Jika kita tidak memercayai orang lain, mereka pun tidak akan memercayai kita. Sebaliknya, jika kita memercayai orang lain, orang lain akan memercayai kita.

Kita harus menghargai antar umat beragama, antar budaya orang lain agar timbul persatuan dan kesatuan. Yang sesuai dengan “Bhineka Tunggal Ika” meskipun berbeda-beda namun tetap satu. Semoga kita bisa menjadi manusia yang saling menghargai, bukan hanya menghargai orang lain, tetapi juga menghargai budaya sendiri, menghargai karya orang lain, menghargai pahlawannya, menghargai keyakinan orang lain, menghargai bangsanya sendiri, dan menghargai agama serta Tuhannya. Mari kita budayakan sikap menghargai, karena menghargai itu mudah, semudah kita ingin dihargai orang lain.

Budaya Berpakaian


Budaya Berpakaian yang Sopan  

       Budaya adalah sesuatu hal yang berkembang pada suatu masyrakat yang diturunkan dari generasi ke generasi, yang termasuk di dalamnya itu ada tentang sistem agama, Politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, dll. Suatu budaya dapat menunjukkan identitas suatu Negara, bila budaya dari suatu Negara kuat maka, kuat pula karakter identitas dari Negara tersebut dan Negara tersebut akan mudah dikenal dikalangan Negara yang lain karena merupakan Negara yang berkarakter. Sedangkan kemandirian itu adalah suatu sikap yang mengharuskan kita tidak bergantung kepada orang lain. 

Kebudayaan suatu masyarakat salah satunya dapat dipertahankan lewat kemandirian berpakaian yang sopan. Maksudnya adalah bahwasanya kita harus memakai pakaian yang berdasarkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita yang terdahulu yaitu memakai pakaian yang sopan. Dahulu Indonesia memiliki budaya ini. Perempuan-perempuan terdahulu memakai pakaian yang tertutup bahkan, jika ada salah satu perempuan yang keluar dengan mengenakan pakaian minim akan dianggap tabu bahkan dapat dianggap aneh oleh masyarakat di sekitar. Para lelaki dulu pun senantiasa memakai celana panjang dengan baju yang berkerah yang sopan dan sederhana.

Berikut akan  penulis perlihatkan gambar bagaimana cara berpakaian yang sopan :

 
                                                            (Bagi Wanita Muslim &Wanita Karir Secara Umum)


(Cara Berpakaian Bagi Para Pelajar )

Sebagai Generasi muda seharusnya kita harus mempertahankan apa yang telah diajarkan semenjak dahulu kala. Bagaimana cara berpakaian yang sopan, Karena dari cara berpakaian akan menunjukkan karakter seseorang maka jangan sekali-kali mencoba menggunakan pakaian  yang "senonoh" yang kiranya akan menimbulkan pemikiran kotor bagi orang-orang yang memandang cara kita berpakaian.

Demikian yg dapat penulis bagi pada kesempatan kali ini. Semoga dapat bermanfaat dan dari penjelasan di atas bisa menjadi refrensi penulis untuk bagaimana mempertahankan Budaya Berpakaian Yang Sopan seuai kalangan-nya.

Senin, 27 Oktober 2014

Budaya Memperingati Hari-Hari Besar Islam

Budaya Memperingati Tahun Baru Islam


   Budaya Memperingati Tahun Baru Islam merupakan salah satu budaya indonesia yang mulai terlupakan oleh masyarakat. Pada artikel ini akan saya beritahu kepada pembaca semua bahwa apa saja penyebab terlupakannya Budaya Memperingati Tahun Baru Islam ini.

Budaya Memperingati Tahun Baru Islam ini bisa dikatakan hampir hilang dari memori masyarakta indonesia. Padahal kalau dipikir-pikir negara kita merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Apa sajakah yang menyebabkan budaya ini dilupakan oleh masyarak kita?, berikut pembahasannya:

1. Minimnya Pengetahuan Generasi Muda tentang Islam
      Minimnya pengetahuan generasi muda tentang islam merupakan faktor terbesar yang menyebabkan terlupakannya hari-hari besar dalam islam. Hal ini seharusnya menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka. Memberikan pengetahuan tentang Islam agar membentuk karakter anak menjadi anak-anak yang sholeh dan shalehah yang mengerti akan pentingnya agama bagi kehidupannya kelak.

2. Pengaruh Teknologi dan Budaya Asing
            Pengaruh Teknologi dan Budaya Asing juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terlupakannya Budaya Memperingati Tahun Baru Islam. Budaya asing yang masuk ke indonesia menyebabkan multi efek. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah. Berbagai iklan yang mengantarkan kita untuk hidup gaul dalam konteks modern dan tidak tradisional sehingga memunculkan banyaknya kepentingan para individu yang mengharuskan berada diatas kepentingan orang lain. Akibatnya terjadi sifat individualisme semakin berpeluang untuk menjadi budaya kesehariannya

3. Rasa Ingin Tahu Generasi Muda Terhadap Islam yang Minim, dll
     Rasa ingin tahu tentang budaya islam Indonesia yang minim juga mengakibatkan terlupakannya Budaya Memperingati Hari-Hari Besar Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Islam dijabarkan sebagai agama terbelakang, kolot, tertutup, anti- kemajuan dan ilmu pengetahuan. Opini Islam yang peyoratif dan jauh dari spirit “dialog antarperadaban” itu sedikit banyak mendapatkan pembenaran dari problem intoleransi, radikalisme, dan terorisme di negara-negara Muslim dalam dasawarsa terakhir. Karena itulah para generasi muda lebih memilih untuk mengikuti budaya modern dan melupakan ajaran islam sehingga menyebabkan mereka memiliki pengetahuan tentang islam yang sangat-sangat minim.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Budaya Memperingati Hari-Hari Besar Islam. Semoga pembahasan diatas bisa menambah pengetahuan pembaca dan agar kita semua mendapat hikmah dari kejadian yang tercantum dalam pembahasan tersebut .

Agar negara kita tetap menjadi mayoritas  Islam yang baik di mata negara lain maka marilah kita kembangkan Budaya Memperingati Hari-Hari Besar Islam :) .


  

Rabu, 22 Oktober 2014

Budaya Indonesia yang mulai hilang

Mencium Tangan Kedua Orang Tua

 

   Di Indonesia budaya mencium tangan kedua orang tua kini mulai jarang kita jumpai. Hal ini disebabkan karena perkembangan zaman yang semakin kekinian. Hal ini akan berpengaruh terhadap moral anak, karena mulai tidak menghormati orang tua. Hal ini juga seharusnya menjadi suatu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh para orang tua agar menerapkan-nya kepada anak-anak mereka dan agar tidak melupakan budaya yang merupakan faktor penting dalam pembentukan karakter anak serta pembentukan moral yang baik terhadap sang anak. Selain itu, para orang tua juga seharusnya memberikan pemahaman kepada anak agar mereka bisa mengerti dan mulai menerapkan hal-hal kecil seperti ini dalam kehidupan keseharian mereka.

Mencium tangan kedua orang tua memang merupakan hal yang sepeleh namun jika diperhatikan kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan sangat terasa manfaat-nya bagi kita. Sekalipun hal ini sepeleh namun seharusnya jangan kita sepelehkan, buat ini menjadi hal penting dalam hidup agar hidup ini bermakna.

Senin, 20 Oktober 2014

Kesenian dan Budaya Indonesia yang di-klaim oleh beberapa pihak

Kesenian dan Budaya Indonesia

  Indonesia merupakan negara yang kaya akan Kesenian dan Budaya yang sangat unik dan menarik. Kesenian dan Budaya sendiri adalah merupakan jati diri bangsa yang mesitnya dipertahankan, namun justru malah direbut oleh pihak-pihak yang dengan kewenangannya melakukan sesuatu tnapa didasari aturan. Banyak dari Kesenian dan Budaya Indonesia yang direnggut oleh beberapa pihak, namun Indonesia tidak dapat berbuat apa-apa hanya bisa melihat kekayaan-nya diambil begitu saja.

Berikut adalah list dari Kesenian dan Budaya Indonesia yang di-klaim oleh beberapa pihak : 

1. Batik (Jawa), yang di-klaim oleh Adidas 

batik-kesenian-asli-Indo-yang-diklaim-oleh-pihak-luar 
(Batik Asli Indonesia)


batik-kesenian-asli-Indo-yang-diklaim-oleh-pihak-luar 
(Batik Produksi Adidas)
 (Adidas merupakan suatu brand ternama dunia yang memproduksi pakaian, seperti baju, celana, sepatu, dll. Adidas telah mengklaim batik asli Indonesia dan dibuat menjadi milik Brand ternama tersebut).

    2. Tari Piring (Sumatera Barat), oleh Malaysia


    3. Naskah Kuno(Sulawesi Selatan), Oleh Malaysia


dari referensi di atas apakah anda sekalian mau kalau semua kesenian dan budaya kita di-klaim habis oleh pihak-pihak yg menggunakan kewenangannya dengan tanpa aturan itu?. Maka dari itu kembangkanlah kesenian dan budaya kita yang ada bahkan melimpah ini!, jangan jstru malah dilupakan. Tanamkan dalam hati bahwa Kita adalah Indonesia satu dan semua yang ada di Indonesia adalah milik kita yang harus kita jaga.